Mataram NTB - Kabar terlantarnya penonton MotoGP di Mandalika saat Geand final di hari ke tiga MotoGP (20/03) menuai kritikan dari banyak pihak, ada yang mengatakan hanya diantar tapi tidak dijemput, ada juga yang berkata sengaja diterlantarka dan masih banyak dugaan miring yang di lontarkan akibat penonton yang belum bisa pulang karena tidak adanya kendaraan yang menjemput.
Salah satu saksi yang melihat langsung kejadian itu yang juga sebagai salah satu lembaga yang di beri wewenang bertugas menyiapkan sarana transportasi bagi para penonton motoGP, Ketua DPD Organda NTB Junaidi Kasum mengupas prihal tertundanya penonton untuk bisa balik ke titik dimana penonton tersebut naik kendaraan yang mengantar ke Mandalika, (22/03) di Mataram
JK panggilan akrab Ketua DPD Organda NTB ini mengatakan bahwa awal mula terjadinya penumpukan penonton di parkir timur dan barat pada saat usai race terakhir motoGP sekitar pukul 17, :00 wita adalah saat keluarnya seluruh penonton dari masing-masing zona di dalam Sirkuit usai penerimaan piala sang juara MotoGP mandalika 2022,
Penonto yang kurang lebih sekitar 70 ribu tersebut keluar bersamaan dari dalam sirkuit menuju 2 pintu keluar dimana kendaraan telah menunggu, ditambah lagi penonton VIV yang jumlahnya juga cukup banyak keluar menuju tempat parkir VIV yang berada di Halaman depan sirkuit.
"Maka saat itu dalam keadaan bersamaan kendaraa yang mengantar penonton menuju parkir timur dan kendaran menuju parkir barat ditambah kendaraan tamu VIV beserta patwalnya bersamaan keluar di jalur sekitar sirkuit, maka tak bisa di hindari kemacetan itu terjadi hingga di parkir barat dan parkir timur, "jelas JK pria asal pulau Sumbawa ini di Mataram.
Lanjut JK, saat kendaraan dari parkir timur dan barat mulai keluar untuk mengantar tamu ke lima titik dimana tempat mereka naik mulai keluar halaman parkir maka muncul kemacetan yang luarbiasa dikarenakan kendaraan-kendaraan yang mengangkut penonton dari pintu keluar sirkuit menuju parkir timur/barat dan kendaraan VIV dan patwalnya berada di jalur yang sama, belum lagi ditambah dengan kendaraan yang keluar dari dua titik parkir utama tersebut.
"Disitulah terjadi kemacetan yang panjang bahkan hingga bundaran BIZAM, maka berakibat lamanya penonton yang berada di parkir timur dan barat untuk dapat di angkut, dan penumpukan penontonpun tak bisa dihindari, "ungkap penguasa transportasi darat ini.
Oleh karena penonton yang terlalu banyak berada disuatu tempat, maka timbul kepanikan karena penonton merasa tidak bisa pulang karena sudah mulai gelap (malam). Akibat dari itu maka penonton itupun memberanikan diri untuk menyetop dan menghadang kendaraan (bus) yang lewat di jalur tersebut untuk bisa di naikan.
"Saat beberapa bus menolak menaikan lantaran tujuan bus dengan tujuan penonton berbeda, maka terjadilah sedikit kekerasan dan bahkan ada oknum yang hampir menciderai sopir akibat insiden tersebut, "jelas JK.
Lantaran insiden tersebut maka hampir seluruh bus yang berada disekitar itu yang sedang berada di ruas jalan karena macetnya arus lalulintas mengambil langkah mogok.
"Saat itu seluruh sopir kendaraan yang akan mengantar penonton mogok dan lepas kunci, dengan alasan keselamatan sopir, "bebernya.
Situasi mogok tersebut ternyata menjadi salah satu penyebab macet total seluruh ruas jalan menuju sirkuit bahkan hingga ke Bizam, oleh karenanya penumpukan penonton dan kendaraan pun terjadi di beberapa titik kumpul dan ruas jalan.
Beruntung situasi itu bisa terkendali setelah pukul 22:00 wita, dimana arus lalulintas dari Bandara mulai lancar hingga ke by pass mandalika. Dengan demikian di parkir timur dan baratpun kendaraan mulai jalan serta bus yang datang menjemputpun segera tiba.
"Alhamdulillah situasi dapat diatasi sekitar pukul 22:00 wita. Dan kita bersyukur keamanan saat itu sangat terjamin terbukti tidak ada kejadian kriminalitas seperti copet dan lain-lain saat krodit tersebut, "bebernya.
JK berharap ini merupakan materi untuk kita evaluasi bersama, kami berharap masyarakat yang mengetahui persis kejadiannya dapat memberikan masukan dan solusi kepada pemerintah selaku penyelenggara sehingga kedepan tidak lagi terjadi seperti ini.
"Ini merupakan keteledoran kita, maka diharapkan kepada instansi/lembaga terkait, dalam event seperti ini keterbukaan dan sinergi itu sangat diperlukan, sehingga masukan-masukan dari awal untuk mencegah hal semacam ini diterima dan bisa mencari solusi"kata JK.
Kedepan saya berharap kata JK, ketika race usai, semua pintu keluar yang ada dari dalam sirkuit harus difungsikan, masing-masing zona penonton di komando waktu keluarnya sambil koordinasi dengan pemberi komando di zona lainnya agar tidak bersamaan.
"Saya rasa langkah ini bisa sedikit menghindari kemacetan, toh juga di dalam sirkuit banyak hiburan, jadi penonton tidak merasa bosan nunggu giliran keluarnya, "pungkas JK.
Untuk diketahui, jumlah bus yang disediakan panitia berjumlah 278 bus. Terdiri dari 27 unit bus besar, 70 bus medium, dan 181 jenis Hiace. Ratusan kendaraan ini bertugas di lima zona, yakni 66 unit di eks Bandara Rembiga (Lanud ZAM), 124 unit di Pelabuhan Lembar, 39 unit di Pelabuhan Kayangan, Pelabuhan Bangsal 45 unit dan Bandara BIZAM sebanyak 31 unit.
"Namun jumlah itu tidak termasuk jumlah kendaraan pribadi penonton dan kendaraan VIV serta Patwalnya yang kalau di total Ribuan kendaraan berada di jalur dan waktu yang sama. Maka perlu langkah khusus dan sinergi semua pihak untuk menghindari hal semacam ini terjadi lagi, "(Adbravo)
Baca juga:
MotoGP dan Bau Nyale
|